Seringkali terdengar ejekan bahwa Gen Z adalah generasi yang mudah patah dan tidak tahan banting. Namun, klaim ini justru mengabaikan realitas medan perang yang harus mereka hadapi setiap hari: dunia digital yang hiper-konektif, penuh dengan tekanan sosial dan krisis global. Alih-alih rapuh, Gen Z justru mengembangkan kekuatan mental yang unik untuk bertahan dalam lingkungan yang bahkan tidak dibayangkan oleh generasi sebelumnya.
Gen Z: Generasi yang Terbiasa dengan Ketidakpastian
Lahir dan besar di tengah turbulensi ekonomi, krisis iklim, dan disrupsi teknologi, Gen Z tidak pernah mengenal dunia yang benar-benar stabil. Ketidakpastian adalah “normal” bagi mereka. Situasi ini memaksa mereka untuk menjadi adaptif dan lincah sejak dini. Mereka adalah master dalam “DIY Learning” (pembelajaran mandiri), mencari keterampilan dan pengetahuan secara online untuk menjawab tantangan yang ada. Kemampuan ini bukanlah tanda kerapuhan, melainkan bukti ketangguhan dan daya juang yang tinggi. Mereka tidak menunggu solusi diberikan; mereka menciptakannya.
Bahasa Baru, Tantangan Baru: Mengapa Gen Z Terlihat “Berbeda”
Salah satu kesenjangan terbesar adalah bahasa ekspresi. Gen Z sering dikritik karena terlalu vokal tentang kesehatan mental. Bagi generasi sebelumnya yang terbiasa menyembunyikan perasaan, hal ini bisa dianggap sebagai kelemahan. Namun, bagi Gen Z, berbicara terbuka tentang kecemasan, burnout, dan depresi adalah sebuah bentuk kekuatan dan kesadaran diri. Mereka adalah generasi yang punya kosakata untuk menggambarkan keadaan psikologis mereka, dan mereka menolak untuk menderita dalam diam. Mereka tidak lebih rapuh; mereka hanya lebih jujur.
Dari Stereotip ke Pemahaman
Daripada melabeli Gen Z dengan stereotip yang merendahkan, sudah saatnya kita melihat kekuatan yang mereka bawa. Kekuatan mental mereka terletak pada ketahanan menghadapi badai informasi, kejujuran dalam mengakui batasan diri, dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Mereka tidak perlu menjadi “kuat” menurut definisi lama. Mereka mendefinisikan ulang arti ketangguhan untuk era modern. Tugas kita adalah berhenti mendengarkan dengan prasangka dan mulai benar-benar mendengar suara mereka.