
Kemajuan terapi kanker limfoma tidak lepas dari kerja sama antara berbagai lembaga riset internasional. Salah satu contohnya adalah kolaborasi antara Universitas Airlangga (UNAIR) di Indonesia dan Yamaguchi University di Jepang. Kerja sama ini menghasilkan penelitian penting mengenai gen XPO1 dan penggunaan obat Verdinexor untuk mengatasi kanker limfoma pada anjing.
Penemuan Penting tentang Gen XPO1
Penelitian ini menunjukkan bahwa gen Exportin 1 (XPO1) diekspresikan secara berlebihan dalam sel kanker limfoma, baik tipe sel B maupun sel T. Fakta ini memperkuat ide bahwa XPO1 dapat menjadi target utama dalam terapi kanker limfoma modern. Obat Verdinexor bekerja dengan cara menghambat aktivitas gen ini, sehingga menghambat pertumbuhan sel kanker tanpa merusak sel sehat.
Dampak Penelitian terhadap Dunia Kedokteran Hewan
Temuan ini memberikan harapan baru bagi dokter hewan dan pemilik hewan peliharaan. Dengan adanya terapi berbasis gen seperti Verdinexor, pengobatan kanker limfoma bisa lebih efektif dibandingkan metode konvensional. Selain itu, riset ini menjadi dasar penting untuk pengembangan obat baru yang lebih aman dan terukur di masa depan.
Dari Hewan ke Manusia: Langkah Menuju Medis Translasional
Kolaborasi semacam ini juga membuka jalan bagi riset translasional penelitian yang menghubungkan hasil uji hewan ke penerapan pada manusia. Dengan memahami cara kerja Verdinexor dan XPO1, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan terapi kanker limfoma yang lebih efektif untuk pasien manusia di masa mendatang.